Senin, 28 Oktober 2013

Dalil Tentang Kesurupan Jin

Dalil Yang Menunjukkan Adanya "Kesurupan Jin"

Mengenai manusia yang kesurupan jin ini benar-benar ada dan banyak dalil yang bisa menjadi landasan yang kuat, seperti dalil dari Al-Qur'an, As-Sunnah maupun Perkata'an Ulama' Ahlus-Sunnah. Tidak ada ulama' Ahlus Sunnah yang mengingkarinya. 

1. Dari Al-Qur'an:
 

قال تعالى { الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ


Artinya:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila ...." (QS. Al-Baqarah 2: 275)

Ibnu Jarir rahimahullah berkata: maksud ayat diatas, mereka akan dirasuki oleh setan (kesurupan) di dunia ini dan dibuat seperti orang gila” (Tafsir At Thabari: 3/101)

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata ketika menafsiri Al Baqarah: 275:  “Mereka akan berdiri seperti berdirinya seorang yang berpenyakit ayan ketika sedang kambuh, lalu setan akan mempermainkannya. Hal demikian itu karena mereka melakukan suatu kemungkaran.” (Tafsir Ibnu Katsir: 1/326)

Dalil lain:
. .
قال تعالى { إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ }.

 (QS. Al-A'raf: 201)

Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka di bayang-bayangi oleh pikiran jahat dari syetan, merekapun segera mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya." (QS. Al-A'raf: 201)
.
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Kitab Tafsirnya berkata: "Dan diantara sebagian ulama' ahli tafsir menafsirkan makna ayat  diatas adalah yang di maksud 'dibayang-bayangi' adalah di rasuki oleh syetan dengan tusukannya atau selainnya'. 


2.  Dalil As-Sunnah: 

@ Hadits Ya'la bin Murroh 


عن يعلى بن مرة قال: " سافرت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فرأيت منه شيئا عجبا.." وفيه: " وأتته امرأة فقالت: إن ابني هذا به لمم منذ سبع سنين، يأخذه كل يوم مرتين، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " أدنيه "، فأدنته منه، فتفل في فيه، وقال: اخرج عدو الله! أنا رسول الله ".


Ya'la bin Murrah berkata, "Aku keluar bersama beliau dalam suatu perjalanan, aku melihat sesuatu yang menakjubkan. salah satunya:  saya melewati seorang wanita. 

Wanita itu berkata, 'Ya Rasulullah, ini anakku tertimpa sakit sejak 7 tahun, kami tertimpa sakit itu beberapa kali dalam sehari. Beliau bersabda, 'Bawalah (bayi itu) kepadaku.

Beliau mendekatkan mulut lalu mengembuskan kepadanya tiga kali dengan mengucapkan, : Dengan nama Allah, aku hamba Allah, Keluarlah musuh Allah !!.' (saat itulah syetan itu keluar)." (Shahih, HR. Al-Hakim, dll dishahihkan oleh imam Al-Hakim, Adz-Dzahabi, Al-Mundziri, Al-Albani (As-Shahihah: 6/1002, no. 2918))
 
@ Hadits Utsman bin Abul Ash

عن عثمان بن أبي العاص قال: لما استعملني رسول الله صلى الله عليه وسلم على الطائف، جعل يعرض لي شيء في صلاتي، حتى ما أدري ما أصلي! فلما رأيت ذلك رحلت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقال: " ابن العاص؟ ". قلت: نعم يا رسول الله! قال: " ما جاء بك؟ ". قلت: يا رسول الله! عرض لي شيء في صلاتي حتى ما أدري ما أصلي! قال : " ذاك الشيطان، ادنه ". فدنوت منه، فجلست على صدور قدمي، قال: فضرب صدري بيده، وتفل في فمي وقال: " اخرج عدو الله! ". ففعل ذلك ثلاث مرات، ثم قال: " الحق بعملك ". أخرجه ابن ماجه (3548) والروياني في " مسنده "

وفي رواية  البيهقي في دلائل النبوة, قال عثمان : فما نسيت
شيئا أريد حفظه..


Utsman bin Abul Ash berkata, "Ketika Rasulullah menjadikan aku sebagai utusan ke Thaif, ada sesuatu yang mengganggu didalam shalatku, sampai-sampai aku tidak tahu apa yang aku baca didalam shalatku (maksudnya: sering lupa hafalannya karena kerasukan jin / kesurupan). 

Tatkala aku mengetahui hal itu, aku mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau menyapa, 'Ibnu Abil Ash ??" Aku menjawab, 'Ya, wahai Rasulullah.' Beliau bertanya,'Apa yang terjadi padamu?" 

Aku menjawab,'Ya Rasulullah, muncul sesuatu dalam shalatku hingga aku tidak tahu bacaan shalat yang sedang aku kerjakan. Beliau bersabda, 'Itu setan. Mendekatlah (ke sini).' Aku pun mendekati beliau dan duduk di atas perut kakiku. 

(Perawi) berkata,' Beliau memukul dadaku dengan tangan beliau dan meludah pada mulutku seraya mengucapkan, 'Keluarkan wahai musuh Allah. "Beliau melakukannya tiga kali. kemudian berkata kepadaku: 'Lanjutkanlah amalanmu ini (yaitu menghafal al-Qur'an)" 

Dalam riwayat Al-Baihaqi dalam kitab Dala'ilun Nubuwwah, Utsman berkata: setelah itu aku tidak pernah lupa lagi dalam menguatkan hafalan Al-Qur'an (didalam shalat)". 

(Shahih, HR. Ibnu Majah (3548), Ruyani dalam Musnadnya (2-1/148), di shahihkan oleh imam Al-Haitsami, dan Al-Albani (As-Shahihah: 6/1001, no. 2918))

Dari dua Hadits diatas menunjukkan kepastian adanya kesurupan jin secara gaib, yaitu jin masuk ke dalam tubuh manusia dan mengganggunya, meskipun yang dirasuki adalah orang-orang mukmin yang shalih seperti yang dialami seorang anak laki-laki (pada hadits Ya'la bin Murrah) dan Utsman bin Abil Ash yang ingin menghafal al-Qur'an, 

Namun akhirnya rasulullah mampu menyembuhkannya mereka berdua (Anak laki-laki dan Utsman bin Abul Ash) dengan kekuatan Mu'jizat. dan ini merupakan kekhususan yang dimiliki rasulullah. Adapun kaum muslimin cukup dengan meruqyahnya dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an kepada orang yang dirasuki oleh jin / kesurupan.

3. Perkata'an Salaf:

Abul Hasan Al-Asy'ari rahimahullah berkata didalam "Maqalat Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah": "Sesungguhnya jin dapat merasuki badan manusia, dengan adanya dalil ayat 275 dari surat Al-Baqarah :  { الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا   "Dan Orang-orang yang memakan riba.." 

Syeikhul islam ibnu Thaimiyyah rahimahullah berkata dalam Majmu' Fatawa: "Adanya jin telah dijelaskan didalam kitabullah, sunnah Rasul-Nya, dan kesepakatan ulama' salaf. Begitu pula masuknya jin kedalam tubuh manusia juga telah di jelaskan dalam berbagai dalil dan kesepakatan ulama'. "

Referensi:
"Al-ilajun Nafsi Wal-ilajul Qur'an" Karya Thariq ibnu Ali Al-Hubaib
"Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah" Karya Nashiruddin Al-Albani
"Maqalat Ahlis Sunnah Wal-Jama'ah" Karya Abul Hasan Al-Asy'ari

Penulis: Lilik i (Abu Utsman)
.


Selasa, 08 Oktober 2013

APA SAJA YA KEBERADAAN MATAHARI DAN BULAN?

Hasil gambar untuk gambar matahari


APA SAJA KEBERADAAN MATAHARI DAN BULAN (DI DUNIA DAN DI AKHIRAT) ?? HAYATILAH KETERANGAN INI.

Allahu Akbar (Allah Maha Agung),, Allah menciptakan Matahari begitu besar dan panas, hingga bumi yang terlihat sangat jauh dari matahari tetap merasakan panas menyengat sinarnya.

FUNGSI PERTAMA (DI DUNIA)


Allah menciptakan matahari dan Bulan untuk menerangi BUMI hingga hari kiyamat. Sehingga manusia bisa menentukan Tahun dan perhitungan Waktu.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ
(سورة يونس: 5)

Artinya: Dialah (Allah) yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, Dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat peredarannya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)". (QS. Yunus, Ayat: 5)

Umat islam menjadikan putaran matahari sebagai penentuan waktu-waktu yang penting, seperti Waktu shalat 5 watu, shalat Dhuha, Waktu larangan shalat sunnah, dll. Adapun putaran BULAN untuk penentuan kalender Hijriyah, hari raya umat islam, hari ru'yatul hilal, dll.

FUNGSI KEDUA (DI PADANG MAHSYAR)


Allah akan memunculkan matahari saat di padang Mahsyar dan akan didekatkan ke tempat padang mahsyar dengan sedekat-dekatnya, dengan pancaran sinar yang begitu panas, hal ini fungsinya untuk membuktikan seberapa banyak amal-amal manusia.

sehingga semua manusia saat itu pada tenggelam karena keringatnya sendiri "tentunya sesuai tingkatan amal yang mereka kerjakan saat di dunia", berapa lamanya saat di padang mahsyar ini hanyalah Allah yang mengetahuinya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ
فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ



Artinya:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil.

Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata??” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia akan tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya)
 

Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.”
... (Hadits shahih, Diriwayatkan oleh Muslim dengan matan yang panjang, no. 2864)
-------------
FUNGSI KETIGA (KETIKA DI NERAKA)

Pada saat penduduk neraka telah menempati tempat tinggalnya di neraka, Maka matahari bersama bulan Akan di masukkan pula di Neraka, sehingga manusia dan jin terkena siksaan yang luar biasa dan bertubi-tubi di dalamnya,

Allah menyediakan malaikat-malaikat ganas di neraka, begitu pula hewan-hewan ganas seperti Ular, kalajengking, dan juga benda-benda yang mengerikan seperti Cambuk, Rantai, Api yang super panas, batu, dan lain-lain, termasuk matahari dan bulan,

Perlu di ketahui bahwasanya Mereka (yaitu Malaikat yang ganas, Ular, Kalajengking, Batu, Matahari, Bulan) tidaklah di siksa di neraka, Akan tetapi mereka di perintahkan oleh Allah untuk menyiksa orang-orang yang ada di neraka secara mengerikan baik untuk kalangan manusia maupun jin.

Dalam hadits di sebutkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

الشمس و القمر ثوران مكوران في النار يوم القيامة " .أخرجه الإمام الطحاوي في " مشكل الآثار " ( 1 / 66 - 67 ) وصححه الألباني وغيره (سلسلة الأحاديث الصحيحة: 124)

Artinya: "Matahari dan Bulan seolah-olah seperti sapi jantan yang terikat dan di lemparkan ke Neraka di hari kiyamat" (Shahih, HR Thohawi dalam "Musykilul Atsar" (1/66-67), di shahihkan oleh imam Suyuti dan Al-Albani (As-Shahihah : 124))

Dari sinilah kita semakin tau betapa besarnya ukuran Neraka, dan betapa ngerinya siksaan yang ada didalamnya.

-
Mengenai matahari dan rembulan dilemparkan ke dalam neraka ada dua kemungkinan:
-Pertama: Bisa jadi keduanya merupakan bahan bakar neraka. (ini sebagaimana yang di katakan oleh Imam Abu Bakar Al-Isma’ili.

 -
Imam Suyuti menukil perkata imam Abu Bakar Al-isma'ili:

وقال الإسماعيلي لا يلزم من جعلهما في النار تعذيبهما فإن لله في النار ملائكة وحجارة وغيرها لتكون لأهل النار عذابا وآلة من آلات العذاب وما شاء الله من ذلك فلا تكون هي معذبة

          “Tidak semestinya matahari dan bulan di dalam neraka menjalani siksa. Karena sesungguhnya di dalam neraka juga ada malaikat, batu dan lain-lainnya yang berfungsi untuk menyiksa penghuni neraka dan sebagai alat-alat penyiksaan. Dan atas kehendak Allah, meskipun ada di neraka, mereka tidak merasa tersiksa.”
("La'ali' Al-Masnu'ah" Karya imam As-Suyuti (1/76))
-

Kedua: Keduanya di neraka adalah untuk membuat meyesal orang-orang yang menyembahnya.

Al-Khathabi rahimahullah berkata:
قال الخطابي :  ليس المراد بكونهما في النار تعذيبهما بذلك، ولكنه تبكيت لمن كان يعبدهما في الدنيا ليعلموا أن عبادتهم لهما كانت باطلا ".


“Keberadaannya di neraka bukanlah karena disiksa. Akan tetapi sebagai penyesalan bagi orang-orang yang dahulu menyembahnya (ya'ni menyembah matahari dan bulan) ketika di dunia, agar mereka mengetahui bahwa penyebahan mereka pada keduanya adalah batil, tidak benar.” (As-Shahihah: 124)
Namun penyesalan di neraka tidak ada gunanya, karena mereka tidak bisa kembali lagi ke dunia.
-
Penafsiran di atas lebih dekat kepada lafazh hadits apalagi didukung oleh hadits Anas menurut Abi Ya’la, seperti yang terdapat dalam Al-Fath (6/214) yakni: “Orang-orang yang dahulu meyembahnya.”

(Maraji' : 

La'ali' Al-Mashnu'ah Lil Imam As-Suyuti
Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah: 124) 

[Lilik ibadurrohman (Abu Utsman)]