Minggu, 29 September 2013

TENTANG KAPAN PENCIPTAAN SURGA DAN NERAKA

Kapan Surga Dan Neraka Di Ciptakan?
-
Saudaraku, tahukah Anda bahwa sesungguhnya Surga dan Neraka telah tercipta sejak dahulu? Keduanya bukan ciptaan Allah yang baru ada setelah Kiamat kelak terjadi.
Terlebih lagi kita telah mengetahui tentang kisah awal penciptaan Nabi Adam Alaihis Salam dan Hawa'. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
-
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
-
Artinya: “Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim.” (QS. Al Baqarah: 35)
-
Demikian juga pada firman Allah Ta’ala :,
-
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
-
Artinya:
(Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim”. (QS. Al A’raaf: 19)
-
Dan dalam firman Allah Ta’ala :
-
يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ
-
Artinya: “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin- pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al A’raaf: 27)
-
Begitu pula yang datang dalam firman Allah Ta’ala,
-
فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى
-
Artinya:
“Maka kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.” (QS. Thaahaa: 117)
-
Dan ayat-ayat yang lainnya dari ayat-ayat Al Quran yang mulia yang secara tersurat menujukkan kepada kita, dan secara tersirat menerangkan kepada kita bahwa Adam ‘Alaihis salam dan Hawa dahulunya mereka tinggal di Surga mendapatkan kenikmatan. Kemudian mereka berdua diturunkan ke bumi disebabkan mereka memakan buah pohon yang keduanya dilarang oleh Allah Ta’ala untuk memakannya,
-
Allah Ta'ala berfirman:
-
فَأَكَلا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى
-
Artinya:
“Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk.” (QS. Thaahaa: 121-122)
-
Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari iblis dan bala tentaranya yang tidak pernah berhenti berusaha menyesatkan anak cucu Adam selama mereka masih hidup dan beramal. Kita memohon kepada Allah Ta’ala dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang ‘ulya (tinggi). untuk menjauhkan kita semua dari tipu daya dan bisikan-bisikan Syaithan. Dan semoga Dia mengampuni dosa-dosa kita dan amalan-amalan keburukan yang kita lakukan dan semoga Dia menerima amalan Shalih kita. Wabillahi taufiq.
-
Komentar para ulama' Ahlus Sunnah:
-
Imam Ath-Thahawi Dalam kitabnya Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah, mengatakan: ”Surga dan Neraka telah diciptakan Allah. Keberadaan keduanya tidak akan pernah berakhir. Allah menciptakan surga dan neraka sebelum menciptakan yang lain, dan Dia juga menciptakan penduduk untuk masing-masingnya. 

Siapa yang diinginkanNya, akan masuk ke dalam surga dengan ampunan dan pertolonganNya, dan siapa yang diinginkanNya akan masuk ke dalam neraka sesuai dengan keadilanNya. Setiap orang akan berperilaku sesuai dengan ketentuan yang telah diciptakan untuknya; perbuatan baik dan perbuatan jelek telah ditaqdirkan untuk semua orang.”  
Dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Kiamat,  Dr Umar Sulaiman Al-Asyqar menyatakan bahwa ungkapan Ath-Thahawi di atas mewakili aqidah ahlus-sunnah wal-jama’ah. Beliau selanjutnya menguatkan pandangan di atas dengan mengutip beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits. Di antaranya:
-
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133-سورة ال عمران-)
-
Artinya:
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
-
Dalil-dalil dari Al-Qur'an:
-
Dalam surah Ali Imran, Ayat 133 diatas menegaskan bahwa surga telah Allah sediakan atau siapkan bagi kaum muttaqin (orang-orang bertaqwa) jauh-jauh hari sebelumnya, maka hendaknya orang-orang beriman berkompetisi untuk mendapat hak memasukinya. Demikian pula sebaliknya, berdasarkan ayat di bawah ini berarti Allah telah sediakan atau siapkan bagi kaum kafir api neraka yang karenanya hendaknya manusia tidak memilih jalan hidup orang kafir jika tidak ingin berakhir di tempat mengerikan itu. Allah Ta'ala berfirman:
-
وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (131-سورة ال عمران-)
-
Artinya: 
 ”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (QS Ali Imran ayat 131) 
-
Begitu pula tentang awal penciptaan Nabi Adam Alaihis Salam dan Hawa yang pada awalnya mereka berdua bertempat di Surga. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu Surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim.” (QS. Al Baqarah: 35)
-
Dalil-dalil dari as-Sunnah:
-
Di antara sabda Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang membenarkan pendapat bahwa surga dan neraka telah diciptakan Allah sejak awal ialah:
-
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أهْلِ النَّارِ فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
رواه البخاري: 1379
-
Artinya:
 "Sesungguhnya bila salah seorang di antaramu meninggal, maka diperlihatkan kepadanya tempatnya di waktu pagi dan petang. Jika ia termasuk ahli surga, maka ia ahli surga. Dan jika termasuk ahli neraka, maka ia ahli neraka. Lalu dikatakan kepadanya: ”Inilah tempatmu sehingga Allah bangkitkan kamu pada hari Kiamat.” (HR Bukhari (1379))
-
Hadits di atas menjelaskan bahwa begitu seorang manusia meninggal dunia kemudian dimasukkan liang lahat, maka setelah selesai proses tanya jawab oleh dua malaikat, maka selanjutnya ia akan diperlihatkan tempat tinggalnya kelak di akhirat. 
-
Jika ia calon penghuni surga, maka ia akan diperlihatkan surga tempat tinggalnya kelak di setiap waktu pagi dan petang di dalam kuburnya. Sebaliknya, jika ia termasuk calon penghuni neraka maka ia akan diperlihatkan neraka tempat tinggalnya kelak di setiap waktu pagi dan petang di dalam kuburnya.  
-
Hal ini akan berlangsung terus di alam kubur atau alam barzakh hingga tibanya hari Kiamat, dimana ia tidak lagi sekedar menyaksikan tempat tinggalnya di akhirat namun ia bahkan bakal memasukinya. Sehingga di dalam hadits lainnya, 
-
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menyebutkan ucapan yang diucapkan seorang beriman selama di dalam kuburnya saat ia berhak melihat tempatnya di surga yaitu: 
-
فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ (3) حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي، وَمَالِي
-
 “Ya Rabb, datangkanlah hari Kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.”(Shahih HR Ahmad (18534), di shahihkan imam Syu'aib al-Ar na'ut)
-
Si mu’min tidak sabar menanti datangnya hari Kiamat. Sebaliknya, ucapan seorang kafir atau munafik selama di dalam kuburnya saat ia melihat neraka sebagai calon tempat tinggalnya di akhirat kelak nanti ialah:
فَيَقُولُ: رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ "
-
“Ya Rabb, janganlah Engkau datangkan hari Kiamat (dengan segera).” (Shahih HR Ahmad (18534), di shahihkan oleh imam Syu'aib al-Ar na'ut)
-
Kisah Isra' dan Mi'raj:
-
Dalam hadits disebutkan, ketika Nabi shollallahu ’alaih wa sallam diperjalanankan pada malam Isra’ dan Mi’raj, maka beliau diizinkan Allah melihat surga. Hal ini juga menegaskan bahwa surga sesungguhnya sudah ada sejak dahulu.
-
ثم انطلق حتى أتى السدرة المنتهى فغشيها ألوان لا أدري ما هي ثم دخلت الجنة فإذا فيها جنابذ اللؤلؤ وإذا ترابها المسك ) -اخرجه البخاري في صحيحه-
-
Artinya:
“Kemudian Jibril mengantar aku ke Sidratul Muntaha, yang diliputi oleh warna-warna yang sulit dilukiskan keindahannya. Kemudian aku masuk ke dalam surga, yang cahayanya seperti cahaya mutiara dan tanahnya seperti kesturi.” (HR Bukhari (349))
-
Bahkan ada lagi suatu hadits panjang yang menggambarkan bahwa surga dan neraka telah Allah ciptakan dahulu dan bahwa Allah telah menyuruh Malaikat Jibril untuk melihat dan memberikan penilaian terhadap keduanya. Kemudian Allah melapisi masing-masing surga dan neraka dengan lapisan yang bisa menyebabkan manusia tertipu akan hakikat keduanya.
-
Dan pelapis itulah –wallahu a’lam- alam fana dunia yang sedang kita jalani saat ini. Dunia yang fana ini memang sangat kaya dengan tipuan mata bagi manusia. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “Ketika Allah menciptakan surga Dia berfirman kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah surga.
-
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْجَنَّةَ قَالَ لِجِبْرِيلَ : اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا. فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ : أَىْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لاَ يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلاَّ دَخَلَهَا ثُمَّ حَفَّهَا بِالْمَكَارِهِ ثُمَّ قَالَ : يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ : أَىْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لاَ يَدْخُلَهَا أَحَدٌ ». قَالَ : « فَلَمَّا خَلَقَ اللَّهُ النَّارَ قَالَ : يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا. فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ : أَىْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لاَ يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ فَيَدْخُلُهَا فَحَفَّهَا بِالشَّهَوَاتِ ثُمَّ قَالَ : يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا. فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ : أَىْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لاَ يَبْقَى أَحَدٌ إِلاَّ دَخَلَهَا ». اخرجه أبوداود
-
” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, tidak seorangpun yang mendengar perihal surga melainkan pasti ingin memasukinya.” Kemudian Allah lapisi surga dengan al-makaarih (hal-hal yang tidak disukai manusia) lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan lihatlah surga.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. 

Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak seorangpun bakal ingin memasukinya.” Ketika  Allah menciptakan neraka Dia berfirman kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah neraka.” 

Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, tidak seorangpun yang mendengar perihal neraka bakal mau memasukinya.” Kemudian Allah lapisi neraka dengan asy-syahawaat (hal-hal yang disukai manusia) 

lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan lihatlah neraka.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak akan ada orang yang bakal lolos dari api neraka.” (Hasan Shahih HR Abu Dawud (4744), di shahihkan imam al-albani)
-
Serta hadits-hadits shahih lainnya yang menerangkan bahwa surga dan neraka sekarang ini sudah ada. Adapun keadaan keduanya akan senantiasa kekal, maka yang demikian itu adalah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
-
Maraji':
  
Kasyful Astaar li Ibthali Adilatil Qailina bi Fana’in Naar karya Al Amir As Shan’ani 
(Lilik Ibadurrohman.S.Th.I (Abu Utsman))

HIDANGAN PANAS BERASAP TUNDALAH SEBENTAR....

 
Hidangan Panas Berasap

Jika Makanan Anda Panas Berasap, Tundalah Sebentar Hingga Hilang Uap / Asap Panasnya..


Menunda makanan yang masih panas berasap hingga Hilang Asap Panasnya

Wahai saudara-saudaraku, Mari kita tunda sebentar makanan panas berasap yang kita makan, hingga hilang Uap Panasnya. biar rasanya lebih enak dan tidak membahayakan tubuh kita. Terlebih lagi kita kepingin mencontoh Rasulullah.

Wah,,Terkadang kita melihat sebagian orang yang menyukai makanan dan minuman yang Sangat panas berasap bahkan yang masih mendidih,

alasannya semakin panas maka hidangan tersebut akan terasa lebih mantap, lebih pemberani dan lebih jantan, tanpa menghiraukan rusaknya gigi, lidah, tenggorokan, lambung, dll.

Padahal tidak ada salahnya jika kita membiarkan sebentar makanan tersebut hingga benar-benar hilang dari asap panasnya meskipun masih terasa panas yang penting asap panasnya telah hilang. jika mau di tunda hingga menghangat juga boleh-boleh saja.

Makanan yang telah hilang uap panasnya tentu rasanya lebih enak dan tidak membahayakan bagi tubuh kita meskipun masih terasa panas. Asalkan asap panasnya telah hilang maka tidak mengapa untuk di makan.

Marilah kita perhatikan bagaimana adab dan tuntunan nabi kita didalam makan dan minum:
---------
1. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membenci seseorang yang makan/minum hidangan yang masih panas berasap.

Dalam sebuah hadits di sebutkan,

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكَيِّ، وَكَانَ يَكْرَهُ شُرْبَ الْحَمِيمِ
رواه أحمد وحسنه الأرناؤوط

Uqbah ibnu Amir Radhiyallahu anhu berkata: "Rasulullah juga membenci seseorang yang meminum minuman yang masih panas -berasap-"

(Hasan Shahih HR Ahmad (17426),di hasankan oleh Syeikh Syu'aib al arna'ut dalam tahqiq Al-Musnad)
-------
2. Semakin tinggi uap panas hidangan tersebut, maka semakin sedikit berkahnya.

Namun jika hidangan tersebut semakin hilang uap panasnya, maka semakin besar pula berkahnya. ini menunjukkan bahwa makanan hangat banyak berkahnya.

Dalam sebuah hadits di sebutkan:

عن أسماء بنت أبي بكر .أنها كانت إذا ثردت غطته شيئا حتى يذهب فوره ثم تقول : إنى سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: " إنه أعظم للبركة . يعني الطعام الذي ذهب فوره "
أخرجه الدارمي ( 2 / 100 ) و ابن حبان وغيره وصححه الألباني في سلسلة الأحاديث الصحيحة:
392

Dari Asma binti Abu Bakr, sesunguhnya beliau jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai asap panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya makanan yang sudah hilang asap panasnya itu lebih besar berkahnya”.
[Shahih, HR Hakim no 7124. Hakim mengatakan, “Hadits sahih sesuai dengan kriteria Muslim”. Pernyataan beliau ini disetujui oleh adz Dzahabi. Hadits di atas dimasukkan oleh al Albani dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 no hadits 392].
--------
3. Rasulullah sendiri tidak mau makan makanan yang masih panas berasap.

Dalam hadits disebutkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أُتيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بِطَعَامٍ سُخْنٍ، فَقَالَ: مَا دَخَلَ بَطْنِي طَعَامٌ سُخْنٌ مُنْذُ كَذَا وَكَذَا قَبْلَ الْيَوْمِ، أخرجه الْبَيْهَقِيِّ وحسنه البوصري والمنذري

Artinya:
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: Pada suatu hari Rasulullah di hidangkan sebuah makanan yang masih panas berasap,

lalu beliau berkata: tidak akan masuk kedalam perutku makanan yang panas berasap sejak saat ini dan sebelumnya.
(Hasan HR al-Baihaqi dalam Sunanul Kubro (14407), di hasankan imam al-Bushiri dalam misbahuz zujajah (2/313), di hasankan juga oleh al-haitsami, al-Mundziri dan ibnu Hajar (fathul Bari (11/293))
----------
4. Rasulullah menegur Haulah binti Qois, ketika ia menyediakan hidangan yang sangat panas ke Rosulullah.

Dalam hadits di sebutkan:

عَنْ خَوْلَةَ بنتِ قَيْسٍ، وَكَانَتْ تَحْتَ حَمْزَةَ بن عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، قَالَتْ دَخَلَ عَلِيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلْتُ لَهُ خَرِيزَةً، فَقَدَّمْتُهَا إِلَيْهِ فَوَضَعَ يَدَهُ فِيهَا فَوَجَدَ حَرَّهَا، فَقَبَضَهَا، فَقَالَ:يَا خَوْلَةُ، لا نَصْبِرُ عَلَى حَرٍّ، وَلا بَرْدٍ، وفي رواية: وَضَعَ يَدَهُ فِيهَا احْتَرَقَتْ، فَقَالَ:حَسِّ

Artinya:
Haulah binti Qois Radhiyallahu anha berkata: "Ketika aku menghidangkan sebuah wadah, didalamnya berisi roti (yang panas) untuk Rasulullah,

lalu beliau memasukkan jari-jarinya kedalam wadah tersebut, dan tiba-tiba jari-jari beliau terasa panas menyengat, lalu beliau menggenggam jari-jari seraya berkata (dengan teguran):

Wahai Haulah! Tidakkah kita bersabar untuk menunda hidangan yang sangat panas dan menunggu hingga dingin,

Dalam riwayat lain: sampai jari-jari beliau melepuh karena panasnya, seraya berucap: Has (aduh)!.
(shahih HR Tabrani dalam Mu'jamul Kabir (20055) dan Ahmad, di shahihkan oleh imam Al-Haitsami dalam Majma' Zawa'id (3/31), bi majmu'it turuq).
-----
5. Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu juga membenci hidangan yang masih panas berasap.

Di sebutkan dalam atsar Abu Hurairah:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال : " لا يؤكل طعام حتى يذهب بخاره " .
أخرجه البيهقي بإسناد صحيح كما بينته في " الإرواء " ( 2038 ) .

Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata: "Tidak boleh memakan makanan kecuali jika telah hilang asap panasnya" (Shahih mauquf HR Baihaqi, (as-Shahihah: 392, irwa’: 2038))

6. Sahabat Abu Dzar juga menyuruh orang-orang untuk membiarkan hidangan yang masih panas berasap sampai hidangat tersebut hilang asap panasnya.

Di sebutkan dalam atsar Abu Dzar:

عَنْ عُمَيْرِ بْنِ فَائِضٍ اللَّخْمِىِّ قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ بِإِيلِيَاءَ قَاعِدًا فَأُتِىَ بِقَصْعَةٍ تَفُورُ فَوُضِعَتْ بَيْنَ يَدَيْهِ فَقَالَ : دَعُوهَا حَتَّى يَذْهَبَ بَعْضُ حَرَارَتِهَا. رواه البيهقي في سنن الكبرى

Umair ibnu Fa'idh al-Lakhmi Rahimahullah berkata: "aku pernah duduk bersama Abu Dzar ketika di negeri iliya', saat itu di hidangkanlah sebuah nampan yang berisi makanan yang sangat panas,

lalu hidangan tersebut diletakkan di depan Abu Dzar, saat itu beliau berkata: "Biarkan dulu hidangan tersebut hingga telah hilang sebagian panasnya".
(Hasan mauquf HR al-Baihaqi, di hasankan Syeikh syu'aib Al Arna'ut).

Jadi larangan memakan hidangan yang begitu panas berasap hukumnya makruh karena rosulullah membenci hal tersebut.

Adapun yang di anjurkan adalah memakan/minum dari hidangan yang telah hilang asap panasnya meskipun masih terasa panas. boleh juga menunda hingga hangat, dan tidak mengapa memakan makanan yang telah menjadi dingin.

Maraji': A-Adab As-Syar'iyyah, karya: Muhammad ibnu Muflih al-Maqdisi
,dll.

Penulis: Lilik Ibadurrohman

SATU2 NYA TANAMAN BERKHASIAT GANDA

 
 
 Pohon Kurma Yang Masih Muda

''BIBIT TANAMAN KURMA AJWAH'' ADALAH SATU-SATUNYA ''BIBIT TANAMAN'' YANG DULUNYA BERASAL DARI SURGA

        

Sungguh menakjubkan, ada satu jenis tanaman yang benar-benar unik di dunia, lain dari pada yang lain. Kenapa ??!!
karena tanaman ini bisa menyembuhkan penyakit fisik (yaitu keracunan), dan menangkal kekuatan Gaib dari syetan -yang bekerjasama dengan para dukun (seperti Tolak sihir, santet, tenung, teluh, hipnotis, dll) bi'idznillah.
Tanaman inilah yang bernama "KURMA AJWAH", kurma ajwa ini kasiatnya juga sangat berbeda dengan kurma-kurma lainnya.
1.  Kurma Ajwah dulunya sebuah Bibit yang berasal dari Surga, lalu berkembang biak di Bumi.
ini adalah perkara Ga'ib yang di sampaikan secara wahyu (dari sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam) tentang kebenaran adanya Surga sekarang ini.
Dalam Hadits Shahih:
وإن العجوة من فاكهة الجنة
Artinya: "Dan sesungguhnya Kurma Al-Ajwah adalah salah satu buah diantara buah-buahan surga". (Shahih, HR Ahmad (22938), di shahihkan oleh Syeikh Syu'aib Al-Arna'ut)
2.  Kurma Ajwah dapat mengobati racun
Sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  :
العجوة من الجنة . وهي شفاء من السم  .
"Kurma ‘Ajwah itu berasal dari Surga, ia adalah obat untuk mengobati seseorang yang keracunan". (Shahih, HR. Ibnu Majah [3455] di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani).
3.  Memakan 7 butir kurma [dalam sehari semalam] dapat menangkal racun dan sihir.
Dalam Shahih Buhari dan Muslim, diriwayatan oleh Saad bin Abi Waqash, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  beliau bersabda :
( من تصبح بسبع تمرات عجوة لم يضره ذلك اليوم سم ولا سحر )
"Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun atau sihir". (Shahih, HR Bukhori dan Muslim).
Ajwah merupakan salah satu jenis kurma yang berasal dari Madinah, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Bentuknya bagus, padat dan agak keras, namun termasuk kurma yang Paling Lezat, Harum dan Empuk. Biasanya kalau anda survey ke pasar, dia memiliki harga yang paling tinggi / paling mahal diantara kurma-kurma yang lain.
Di sana tamr (kurma) merupakan makanan pokok sebagaimana gandum bagi bangsa-bangsa lain.
Kesimpulan diatas: Beberapa kelebihan "kurma Ajwah" antara lain:
- Termasuk jenis makanan, obat dan buah-buahan
- Cocok dikonsumsi oleh manusia secara umum
- Termasuk satu-satunya tanaman yang bibitnya berasal dari tanaman Surga
- Menolak racun dan Sihir, tentunya atas izin Allah.
1. KURMA YANG DISEBUTKAN OLEH ALLAH DALAM AL QUR'AN
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain, Alloh Subhanahu wa Ta'ala  menyebutnya di 20 tempat yang berbeda di dalam Al-Qur'an dengan memakai lafadz pohon kurma : an - Nakhl,an-Nakhiil atau an-Nakhlah.
Anda dapat mempelajari sendiri di dalam Al-Qur'an di surat : Ar-Rahman: 11, Al-Qaf:10, Yaasiin: 67, Ar-Ra'du: 4, Maryam: 25-26 (Dalam menjelaskan ayat ini Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya :
‘Tiada sesuatu yang lebih baik dari perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah'.), Maryam :23, Al-Baqarah: 266, Al-An'am: 99, Al-An'am: 141, An-Nahl: 11, An-Nahl: 67, Al-Isra': 91, Al-Kahfi:32, At-Taha: 71,Al-Mu'minun: 19, Yaasiin: 34, Qamar: 20, Ar-Rahman: 68, Al-Haaqah: 7 dan ‘Abasa: 29.
ADAPUN MANFAAT KURMA SECARA UMUM
1.    Kurma Mencegah Pemiliknya Dari Kelaparan.
Rasulullahu Shallallahu Alaihi Wasallam:
( بيت لا تمر فيه جياع أهله)
‘Rumah yang tidak ada tamr (kurma kering) di dalamnya, akan membikin lapar penghuninya' (HR. Muslim no. 2046)
Dalam riwayat lain:
( بيت لا تمر فيه كالبيت لا طعام فيه )
‘Rumah yang tidak ada tamr (kurma kering) di dalamnya, seperti rumah yang tidak ada makanan di dalamnya' (HR. Ibnu Majah no. 3328, Di hasankan oleh Syeikh Al-Albani)
2.    Rosulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  memberikan contoh dengan kurma ketika memerintahkan umat ini untuk bersedekah.
Dari Sahabat Adiy bin Hatim, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  bersabda
من استطاع منكم أن يستتر من النار ولو بشق تمرة فليفعل
"Barangsiapa dari kalian yang mampu berlindung diri dari api neraka walaupun hanya dengan sebutir tamr, maka lakukanlah". (Shahih, HR. Muslim no.1016, HR. Bukhari no.6023, dan HR At-Tirmizdi no.2415).
3.   Cara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  memakan kurma :
<<A>> - Mencampur dengan keju
Salim pernah bin Amir pernah berkata:
: دخل علينا رسول الله صلى الله عليه و سلم فقدمنا زبدا وتمرا وكان يحب الزبد والتمر . (رواه أبو داود (3837) وابن ماجة (3343) وصححه الألباني)
Artinya: "Dahulu Rasulullah pernah berkunjung ke  rumah kami, lalu kami menghidangkan sebuah keju dan kurma, beliau sangat menyukai keduanya." (Shahih, HR. Abu Dawud no.3837 dan Ibnu Majah no.3343, di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani)
<<B>>  - Mencampur dengan mentimun,
كان النبي ( صلى الله عليه وسلم ) يأكل القثاء بالرطب.
"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah memakan mentimun yang di canpur dengan kurma." (HR. Bukhari no.5440 dan Muslim no.2043)
<<C>>  - Memakan kurma dengan semangka,
عن عائشة [ رضي الله عنها ] قالت  : كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يأكل البطيخ بالرطب فيقول " نكسر حر هذا ببرد هذا وبرد هذا بحر هذا " (رواه أبو داود (3836) وحسنه الألباني)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah memakan kurma di campur dengan semangka, beliau bersabda: Kita kalahkan rasa panas kurma ini dengan semangka yang dingin ini, begitu pula sebaliknya." (Hasan, HR Abu Dawud (3836), di hasankan oleh Syeikh Al-Albani)
Rasa panas yang ada pada kurma memang dapat menyeimbangkan rasa dingin pada mentimun, karena mentimun agak sulit dicerna di lambung , dingin dan kadang berbahaya. Sungguh pelajaran yang agung dari Rasul kita.
<<D>>  - Menganjurkan berbuka puasa dengan kurma basah (ruthab), kalau tidak ada dengan kurma kering, kalau tidak ada dengan meminum air seteguk demi seteguk.
Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu pernah berkata:
: كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء . ((رواه أبو داود (3836) وقال الألباني: حسن صحيح))
Artinya: "Dahulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berbuka puasa dengan kurma basah sebelum mengerjakan shalat maghrib, jika tidak ada maka dengan kurma kering, dan jika tidak ada maka dengan meminum air seteguk demi seteguk.." (Hasan Shahih, HR Abu Dawud no.2356 )
Hadits ini mengandung hikmah agung secara kesehatan,yang diperlukan oleh orang yang berpuasa adalah zat gula yang mudah diserap oleh darah, lambung dan usus. Zat gula (glukosa dan fruktosa) memerlukan waktu 5-10 menit untuk diserap dalam usus manusia ketika dalam keadaan kosong. Sehingga waktu tersebut dapat digunakan sementara untuk menjalankan sholat maghrib.
4.   Kurma sangat baik untuk menjadi bekal, bahkan pada waktu perang. (HR. Muslim no.1910).
5.   Kurma untuk mentahnik bayi, (HR. Al Bukhari no. 5467,3909,5469,5470 dan Muslim no. 2145,2146)
(Lilik ibadurrohman)

BENTENGILAH RUMAH ANDA DENGAN BACAAN DZIKIR

 
 
Bentengilah Rumah Anda Dengan Dzikir, Shalat Sunnah, Baca Alqur'an, dll..

MAUKAH RUMAH ANDA TERLINDUNGI DARI JIN JAHAT ????

   Kali ini ada resep dari Rasulullah yang sudah pasti kebenarannya, bisa di lakukan oleh kita semua, bahkan berpahala bagi yang mengamalkannya karena hal tersebut bersumber dari Wahyu (baik dari Alqur'an maupun As-Sunnah). Tinggal kita butuh latihan untuk mengamalkannya secara istiqomah..
--------
INILAH CARA MELINDUNGI RUMAH KITA DARI JIN JAHAT

1. Sebelum tidur malam, Senantiasa membaca Dzikir-Dzikir khusus sesuai apa yang di syari'atkan Allah dan Rasulnya,

Contohnya seperti membaca Ayat Kursi, 2 Ayat terakhir Surat Al-Baqoroh, Surat Al-ikhlas, Al-Falaq, An-nas, [jika mau di tambah surat As-Sajadah dan surat Al-Mulk] dan di tambah dzikir2 yang shohih lainnya,

Lihatlah hadits berikut ini, ketika kita beranjak tidur, ada 2 Makhluk [Malaikat dan Syetan] yang mendatangi kita ketika akan tidur:

عن جابر رضي اللّه عنه: أن رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم قال : " إنَّ الرَّجُلَ إذَا أوَى إلى فِرَاشِهِ ابْتَدَرَهُ مَلَكٌ وَشَيْطانٌ، فَقَالَ المَلَكُ : اخْتِمْ بِخَيْرٍ، فَقالَ الشَّيْطانُ : اخْتِمْ بِشَرّ، فإنْ ذَكَرَ اللَّهَ تَعالى ثُمَّ نامَ باتَ المَلَكُ يَكْلَؤهُ " .(رواه ابي يعلى والحاكم وبن حبان وغيره)

Dari Jabir Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya tatkala seseorang ingin beranjak tidur malam, maka "Malaikat" dan "Syetan" berebutan untuk mendatangi orang tersebut,

Malaikat berkata –dengan bisikan-, "Tutuplah –awal tidurmu- dengan kebaikan (yaitu dengan dzikir/do'a)..!!!" Lalu syetan juga ikut berkata, "Tutup –awal tidurmu- dengan keburukan (yaitu tanpa berdzikir)...!!!",

maka dari itu, jika orang tersebut berdzikir sebelum tidur, niscaya di waktu tidur malamnya ia senantiasa akan di jaga oleh malaikat. (dan syetan pun akan menjauh)".

(Shahih, HR Al-Hakim (2011) Abu Nu'aim (6/261) Abu Ya'la, dll, di shahihkan oleh imam Al-Hakim, ibnu Hibban, Al-Mundziri, dan Al-Haitsami (Majma' Zawa'id (17028)).
--------------
2. Menghidupkan shalat Malam, shalat Witir, dhuha, karena di dalamnya terkandung lafadz-lafadz dzikir, seperti bacaan fatihah, surat-surat dalam al-qur'an, Dzikir di saat berdiri, ruku', i'tidal, sujud, di dalamnya juga ada tahiyat, shalawat, dan do'a.

عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِى يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ وَالْبَيْتِ الَّذِى لاَ يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ مَثَلُ الْحَىِّ وَالْمَيِّتِ ».(رواه مسلم (1859) وبن حبان (854) وغيره)

Artinya:
"Perumpamaan rumah yang di bacakan Dzikir kepada Allah, dengan rumah yang tidak di bacakan Dzikir kepada Allah, seperti orang yang hidup dan orang yang mati" (Shahih, HR Muslim (1859) ibnu Hibban (854) Al-Baihaqi dalam Syu'abul iman (854)).

3. Membaca Al-Qur'an secara umum pada waktu-waktu yang luang. Seperti Surat Al-Baqarah, dll.

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : لا تجعلوا بيوتكم مقابر إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة (رواه مسلم (1860), والحاكم (3029) والبيهقي في شعب الإيمان (2164) وغيره)
Artinya:
"Janganlah rumah kalian di jadikan sebagai kuburan [ya'ni tidak pernah di bacakan Al-Qur'an], Sesungguhnya syetan akan lari dari rumah yang didalamnya di bacakan surat Al-Baqarah" (Shahih, HR Muslim (1860), Al-Hakim, Al-Baihaqi (2164), dll)

INILAH GAMBARAN RUMAH YANG DI JAUHI DARI HANTU (jin jahat)

عن حفص بن عنان الحنفي ان أبا هريرة كان يقول : ان البيت ليتسع على أهله وتحضره الملائكة وتهجره الشياطين ويكثر خيره ان يقرأ فيه القرآن وان البيت ليضيق على أهله وتهجره الملائكة وتحضره الشياطين ويقل خيره ان لا يقرأ فيه القرآن (رواه الدارمي في سننه (3309))
قال حسين سليم أسد : إسناده صحيح وهو موقوف على أبي هريرة

Sahabat Abu Hurairah Radhiyallallahu Anhu berkata: "Sesungguhnya RUMAH –seseorang- akan terasa lapang bagi penghuninya,

senantiasa di hadiri oleh para malaikat, di jauhi para syetan, dan semakin banyak kebaikannya 'JIKALAU rumah tersebut sering di bacakan Al-Qur'an di dalamnya'.

Namun sebaliknya, Sesungguhnya RUMAH –seseorang- akan terasa sempit bagi penghuninya, senantiasa di jauhi para malaikat, di hadiri/di datangi oleh para syetan, dan sedikit kebaikannya 'JIKALAU rumah tersebut tidak pernah di bacakan Al-Qur'an didalamnya"

(Shahih mauquf, Disebutkan oleh imam Ad-Darimi dalam Sunannya (no. 3309), di shahihkan oleh Syeikh Husein Sulaim Asad dalam Tahqiq sunan Ad-Darimi)

Cukup Sekian, Semoga kita bisa mengamalkan amalan2 ini sehingga rumah kita senantiasa di hadiri oleh malaikat, di jauhi oleh syetan, terasa lapang bagi penghuninya, dan banyak kebaikannya.. Barokallahu fikum...
(Lilik ibadurrohman)

Ketika Matahari Didekatkan Dengan Jarak Satu Mil di Padang Mahsyar



BAGAIMANA TATKALA MATAHARI YANG SANGAT BESAR DAN PANAS ITU DI DEKATKAN KE ATAS KEPALA KITA DI PADANG MAHSYAR [DENGAN JARAK SATU MIL]..

Ini Adalah Kepastian Yang Akan Terjadi, Sesuai Yang Allah Janjikan.
 
Ketika Matahari Didekatkan Dengan Jarak Satu Mil di Hari Kiyamat

Kaum muslimin yang kami muliakan, ketika manusia dikumpulkan di padang Mahsyar, matahari didekatkan sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringat tersebut menenggelamkan mereka tentunya SESUAI DENGAN AMALAN MASING-MASING ketika di dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ

“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil.

Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata??” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya).

Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)
-------------------------------
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat.

Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-’Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).
--------------------------------
Jika matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1 mil namun makhluk tidak terbakar?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa pada hari Kiamat kelak tatkala manusia dikumpulkan di padang mahsyar, kekuatan mereka tidaklah sama dengan kekuatan mereka ketika hidup di dunia.

Akan tetapi mereka lebih kuat dan lebih tahan. Seandainya manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari tanpa naungan, tanpa makan, dan tanpa minum,

niscaya mereka tidak mungkin mampu melakukannya, bahkan mereka akan binasa. Namun pada hari Kiamat kelak, mereka mampu berdiri selama 50 tahun tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa naungan, kecuali beberapa golongan yang dinaungi Allah Ta’ala.

Mereka juga mampu menyaksikan kengerian-kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni Neraka yang disiksa (dengan begitu kerasnya), namun mereka tidak binasa karenanya. Allah Ta’ala berfirman:

كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُوْدُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَابَ (56)

“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (An-Nisa’: 56). (Syarah Al-’Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/135)
----------------------------------------
[Lilik Ibadurrohman [Abu Utsman]]