Sabtu, 14 September 2013

Memilih Teman Yang Shalih..



Jangan Salah Memilih Teman

Sungguh kita melihat kondisi di lapangan betapa banyak orang yang terjerumus dalam kubangan dosa dan maksiat hanya disebabkan salah memilih teman bergaul. Sebaliknya betapa banyak orang yang mendapatkan hidayah dari Allah Ta’ala disebabkan ia berteman dengan orang-orang yang shalih.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِي مُوسَى , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّمَا مَثَلُ جَلِيسِ الصَّالِحِ , وَجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ , وَنَافِخِ الْكِيرِ , حَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ , وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ , وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً , وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يَحْرِقَ ثِيَابَكَ , وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ , وَمُسْلِمٌ

Artinya:“ Perumpamaan teman duduk yang baik dengan teman duduk yang  buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi.  Adapun penjual minyak wangi tidak akan melewatkanmu , baik engkau akan membelinya maupun engkau tidak membelinya, engkau pasti akan mendapatkan aroma yang  harum , sementara pandai besi ia akan membakar bajumu atau engkau akan mendapatkan bau yang tidak enak.” (Shahih, HR Bukhori dan Muslim).

             Berdasarkan hadits diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bergaul dengan teman yang shalih, kita akan memiliki dua kemungkinan yang kedua-duanya itu baik, yaitu: kita akan menjadi orang yang baik atau kita akan memperoleh kebaikan yang dilakukan teman shalih tersebut.

Adapun jikalau kita berteman dengan teman yang buruk,kita akan memiliki dua kemungkinan juga. Namun dua  kemungkinan tersebut kedua-duanya buruk, yaitu: kita akan menjadi orang yang buruk atau kita akan memperoleh keburukan yang dilakukan teman tersebut.

Upayakan Untuk Memilih Teman Yang Baik

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan barometer seseorang itu baik atau buruk dalam agamanya dinilai dari teman bergaulnya. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menganjurkan kepada kita agar memilah dan memilih dengan siapa kita bergaul.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

« الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ ».

“ Seseorang dinilai berdasarkan agama  temannya, maka hendaknya seseorang diantara kamu melihat dengan siapa dia bergaul.” (Hasan, HR. Abu Daud (4835) At- Tirmidzi (2378), dll, dihasankan oleh imam Al-Albani).




Al-Barbahari  rahimahullah dalam kitabnya Syarhus sunnah yang menyebutkan: “ waspadalah-waspadalah!!  Terhadap orang yang sezaman denganmu, lihatlah siapa teman dudukmu, dari siapa kamu mendengarkan, dan siapa teman bergaulmu. Karena sesungguhnya manusia berada di dalam kesesatan kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Ta’ala.

Penyesalan Bagi Orang Yang Salah Milih Teman

Teman sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Seorang teman dapat menjadikan kita baik dan ada pula teman yang dapat menjadikan kita buruk. Maka dari itu jangan  sampai kita menyesal di hari akhirat kelak dikarenakan salah dalam memilih teman bergaul.

Allah Ta’ala berfirman:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27) يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا (29) –سورة الفرقان: 27-29

 Artinya : “ Dan ingatlah hari ketika orang-orang zhalimmenggigit dua tangannya seraya berkata: aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul, kecelakaan besar bagiku! Kiranya dulu aku tidak mengambil si fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya ia telah menyesatkan aku dari Al-Quran sesudah Al-Quran itu datang kepadaku. Dan setan itu selalu memalingkan manusia dari kebenaran dan menyeru kepada kebatilan.” (Qs. Al-Furqan: 27-29).

Pilihlah Teman Yang  Shalih

Orang-orang yang shalih yang bermanhaj dan beraqidah Ahlus sunnah wal Jama’ah sangat layak kita jadikan sebagai sahabat bukan untuk kita jauhi dan kita benci, karena merekalah sebaik-baik teman dan sebaik-baik persahabatan.

Tatkala kita melakukan kesalahan merekalah yang senantiasa menasehati kita untuk segera kembali kejalan-Nya. Adapun persahabatan selain itu adalah persahabatan yang semu.

Allah Ta'ala berfirman:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ (67) –سورة الزخرف: 67

 artinya: “ Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS.Az- Zukhruf: 67).
Saya akan menutup tulisan saya ini dengan apa yang dinasehatkan oleh seorang bijak tentang hakikat seorang teman:

Semoga Allah Ta’ala selalu memberi taufiq kepada kita untuk memilih teman2 yang bisa membimbing kita dalam mengajak kebanaran dan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata'ala. (Lilik Ibadurrohman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar