Ternyata tradisi zaman jahiliyah masih ada yang mencontoh sampai sekarang??!!,
Yaitu tradisi kesyirikan dalam mengeramatkan pohon.
Contohnya apa yang dikabarkan melalui situs internet, bahwasanya di wilayah Pondok indah, Jakarta Selatan, ada pohon palem menjadi terkenal di seluruh nusantara. Bukan karena batangnya yang unik, buahnya yang ganjil, atau daunnya yang aneh.
Tapi karena pohon yang ...terletak di Jalan Gedung Hijau Raya, Pondok Indah, Jakarta Selatan itu menjadi saksi bisu atas wafatnya seorang da’i yang banyak dikagumi para artis. Sang Ustadz wafat setelah menabraknya.
Warga masih mengerumuni pohon palem yang ditabrak Ustad Jeffry Al-Bukhari dengan motor Kawasakinya hingga beberapa hari setelah tragedi.
Terlihat ada beberapa orang yang menaruh karangan bunga kecil sebagai ucapan belasungkawa di bawah pohon tersebut. Ada juga yang menuangkan minyak wangi, kado, ucapan selamat jalan dan ada yang berdoa di dekat pohon palem tersebut.
==============
Jika di bandingkan dengan tradisi Jahiliyah, maka benar-benar ada kesamaannya:
1. Pohon Uzza
Uzza adalah pohon yang dikeramatkan orang-orang musyrikin Arab Jahiliyah. Bentuk mengeramatkannya adalah dengan membuat bangunan seperti rumah yang mengelilingi ketiga pohon keramat tersebut. Mereka memuja pohon tersebut.
Disebutkan dalam Sunanul Kubro karya imam an-Nasa’i, dari At-Thufail, beliau bercerita:
“Ketika Rasulullah menaklukkan kota Mekah, beliau mengutus Khalid bin Walid ke daerah Nakhlah, tempat keberadaan berhala ‘Uzza. Akhirnya Khalid mendatangi ‘Uzza, dan ternyata ‘Uzza adalah tiga buah pohon Samurah.
Khalid pun lantas menebang ketiga buah pohon tersebut. Ketiga buah pohon tersebut terletak di dalam sebuah rumah. Khalid pun menghancurkan bangunan rumah tersebut. Setelah itu Khalid menghadap Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan.
Nabi Salallahu Alaihi wasallam bersabda, ‘Kembalilah! karena engkau belum berbuat apa-apa.’ Akhirnya beliau kembali. Tatkala para juru kunci ‘Uzza melihat kedatangan Khalid, mereka menatap ke arah gundukan yang ada di dekat lokasi tersebut sambil berteriak, “Wahai ‘Uzza, wahai ‘Uzza!”
Khalid akhirnya mendatangi gundukan, ternyata ‘Uzza itu (jin yang menjelma) berbentuk perempuan telanjang yang mengurai rambutnya (memanjang). Ketika itu dia sedang menuangkan debu ke atas kepalanya dengan menggunakan kedua telapak tangannya.
Khalid pun menyabetkan pedang ke arah jin perempuan ‘Uzza sehingga berhasil membunuhnya. Setelah itu Khalid kembali menemui Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Lalu Nabi bersabda:
نَعَمْ، تِلْكَ الْعُزَّى “Ya, itulah (setan) ‘Uzza.”
(HR. Nasa’i, Sunan Al-Kubra no. 11547, Ibnu Sa'ad dalam Thobaqatil Kubro (2/146), hadits ini di shahihkan oleh Dziya' Al-Maqdisi dalam kitabnya al-Ahadits Al-Mukhtaroh (258, 259), di shahihkan juga oleh Husein Sulaim Asad dalam tahqiq Al-Musnad Abu Ya'la Al-Mushili (902)).
Begitulah, Khalid bin Walid menebang pohon-pohon Uzza dan membunuh jin Uzza atas restu dari Nabi demi mencegah kemusyrikan.
2. Pohon Dzatu Anwath
Dzatu anwath adalah pohon yang keramatkan oleh orang-orang musyrik jahiliyah, yang dipergunakan untuk menggantungkan senjata-senjata mereka supaya bertuah dan sakti.
Abu Waqid al-Laitsi Radhiyallahu Anhu berkata, “Dahulu kami berangkat bersama Rasulullah keluar menuju Khaibar. Lalu, beliau melewati pohon orang musyrik yang dinamakan Dzatu Anwath. Mereka menggantungkan senjata mereka.
Lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath (tempat menggantungkan senjata) sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.” Rasulullah menjawab:
سُبْحَانَ اللَّهِ هَذَا كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى (اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ) وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَرْكَبُنَّ سُنَّةَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
“Subhanallah! Apa yang kalian katakan itu seperti perkataan kaumnya Musa, ‘Jadikanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan.’ (QS. Al-A’raaf: 138). Demi Dzat yang jiwaku berada ditangaNya, Kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian.”
(HR Tirmidzi (2180), di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani).
Semoga Allah menjaga umat ini dari kesyirikan yang nyata maupun yang tersembunyi
(Lilik Ibadurrohman)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus