Selasa, 08 Oktober 2013

APA SAJA YA KEBERADAAN MATAHARI DAN BULAN?

Hasil gambar untuk gambar matahari


APA SAJA KEBERADAAN MATAHARI DAN BULAN (DI DUNIA DAN DI AKHIRAT) ?? HAYATILAH KETERANGAN INI.

Allahu Akbar (Allah Maha Agung),, Allah menciptakan Matahari begitu besar dan panas, hingga bumi yang terlihat sangat jauh dari matahari tetap merasakan panas menyengat sinarnya.

FUNGSI PERTAMA (DI DUNIA)


Allah menciptakan matahari dan Bulan untuk menerangi BUMI hingga hari kiyamat. Sehingga manusia bisa menentukan Tahun dan perhitungan Waktu.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ
(سورة يونس: 5)

Artinya: Dialah (Allah) yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, Dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat peredarannya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)". (QS. Yunus, Ayat: 5)

Umat islam menjadikan putaran matahari sebagai penentuan waktu-waktu yang penting, seperti Waktu shalat 5 watu, shalat Dhuha, Waktu larangan shalat sunnah, dll. Adapun putaran BULAN untuk penentuan kalender Hijriyah, hari raya umat islam, hari ru'yatul hilal, dll.

FUNGSI KEDUA (DI PADANG MAHSYAR)


Allah akan memunculkan matahari saat di padang Mahsyar dan akan didekatkan ke tempat padang mahsyar dengan sedekat-dekatnya, dengan pancaran sinar yang begitu panas, hal ini fungsinya untuk membuktikan seberapa banyak amal-amal manusia.

sehingga semua manusia saat itu pada tenggelam karena keringatnya sendiri "tentunya sesuai tingkatan amal yang mereka kerjakan saat di dunia", berapa lamanya saat di padang mahsyar ini hanyalah Allah yang mengetahuinya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ
فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ



Artinya:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil.

Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata??” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia akan tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya)
 

Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.”
... (Hadits shahih, Diriwayatkan oleh Muslim dengan matan yang panjang, no. 2864)
-------------
FUNGSI KETIGA (KETIKA DI NERAKA)

Pada saat penduduk neraka telah menempati tempat tinggalnya di neraka, Maka matahari bersama bulan Akan di masukkan pula di Neraka, sehingga manusia dan jin terkena siksaan yang luar biasa dan bertubi-tubi di dalamnya,

Allah menyediakan malaikat-malaikat ganas di neraka, begitu pula hewan-hewan ganas seperti Ular, kalajengking, dan juga benda-benda yang mengerikan seperti Cambuk, Rantai, Api yang super panas, batu, dan lain-lain, termasuk matahari dan bulan,

Perlu di ketahui bahwasanya Mereka (yaitu Malaikat yang ganas, Ular, Kalajengking, Batu, Matahari, Bulan) tidaklah di siksa di neraka, Akan tetapi mereka di perintahkan oleh Allah untuk menyiksa orang-orang yang ada di neraka secara mengerikan baik untuk kalangan manusia maupun jin.

Dalam hadits di sebutkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

الشمس و القمر ثوران مكوران في النار يوم القيامة " .أخرجه الإمام الطحاوي في " مشكل الآثار " ( 1 / 66 - 67 ) وصححه الألباني وغيره (سلسلة الأحاديث الصحيحة: 124)

Artinya: "Matahari dan Bulan seolah-olah seperti sapi jantan yang terikat dan di lemparkan ke Neraka di hari kiyamat" (Shahih, HR Thohawi dalam "Musykilul Atsar" (1/66-67), di shahihkan oleh imam Suyuti dan Al-Albani (As-Shahihah : 124))

Dari sinilah kita semakin tau betapa besarnya ukuran Neraka, dan betapa ngerinya siksaan yang ada didalamnya.

-
Mengenai matahari dan rembulan dilemparkan ke dalam neraka ada dua kemungkinan:
-Pertama: Bisa jadi keduanya merupakan bahan bakar neraka. (ini sebagaimana yang di katakan oleh Imam Abu Bakar Al-Isma’ili.

 -
Imam Suyuti menukil perkata imam Abu Bakar Al-isma'ili:

وقال الإسماعيلي لا يلزم من جعلهما في النار تعذيبهما فإن لله في النار ملائكة وحجارة وغيرها لتكون لأهل النار عذابا وآلة من آلات العذاب وما شاء الله من ذلك فلا تكون هي معذبة

          “Tidak semestinya matahari dan bulan di dalam neraka menjalani siksa. Karena sesungguhnya di dalam neraka juga ada malaikat, batu dan lain-lainnya yang berfungsi untuk menyiksa penghuni neraka dan sebagai alat-alat penyiksaan. Dan atas kehendak Allah, meskipun ada di neraka, mereka tidak merasa tersiksa.”
("La'ali' Al-Masnu'ah" Karya imam As-Suyuti (1/76))
-

Kedua: Keduanya di neraka adalah untuk membuat meyesal orang-orang yang menyembahnya.

Al-Khathabi rahimahullah berkata:
قال الخطابي :  ليس المراد بكونهما في النار تعذيبهما بذلك، ولكنه تبكيت لمن كان يعبدهما في الدنيا ليعلموا أن عبادتهم لهما كانت باطلا ".


“Keberadaannya di neraka bukanlah karena disiksa. Akan tetapi sebagai penyesalan bagi orang-orang yang dahulu menyembahnya (ya'ni menyembah matahari dan bulan) ketika di dunia, agar mereka mengetahui bahwa penyebahan mereka pada keduanya adalah batil, tidak benar.” (As-Shahihah: 124)
Namun penyesalan di neraka tidak ada gunanya, karena mereka tidak bisa kembali lagi ke dunia.
-
Penafsiran di atas lebih dekat kepada lafazh hadits apalagi didukung oleh hadits Anas menurut Abi Ya’la, seperti yang terdapat dalam Al-Fath (6/214) yakni: “Orang-orang yang dahulu meyembahnya.”

(Maraji' : 

La'ali' Al-Mashnu'ah Lil Imam As-Suyuti
Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah: 124) 

[Lilik ibadurrohman (Abu Utsman)]

1 komentar:

  1. Subhanallah,
    mohon bimbingan ustadz untuk kami ikhwan-ikhwan yang berada di kab. way kanan (dkt martapura) untuk bisa melaksanakan kajian rutin

    BalasHapus