KENAPA BENCANA ALAM SERING TERJADI
Memahami Berbagai Musibah
Kenapa Bencana Sering Terjadi?
Kita sering menyaksikan berbagai musibah yang menimpa umat ini, dimana saja mereka berada, kondisi mereka amat memprihatinkan.
Mari kita renungkan sejenak terhadap musibah yang sering terjadi di berbagai negara seperti:
-Hujan deras yang berkepanjangan sehingga menyebabkan banjir bandang yang menyebabkan rusaknya lahan dan pemukiman,
-Tanah longsor yang mampu meratakan seluruh penduduk desa di bawah timbunan longsoran tanah,
-Gempa bumi yang menggoncang berbagai wilayah sehingga menyebabkan hilangnya
nyawa dan harta benda,
-Gelombang
tsunami yang berasal dari laut dengan gulungan ombak yang dahsyat
sehingga mampu meratakan seluruh daerah pesisir dan sekitarnya,
-terlebih
lagi Wabah penyakit yang ganas dan mengerikan (seperti HIV, AIDS, Flu
Burung, Hepatitis, dll) muncul dan menyebar di berbagai belahan dunia,
-dan bencana-bencana lainnya.
Kenapa bencana tersebut bisa terjadi?
Inilah jawabannya, bahwasanya Allah Subhanahu
Wata'ala telah memberitahukan kepada kita didalam al-Qur'an. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ
كَثِيرٍ (30)
yang artinya:
"Dan
apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)"
(QS. Asy-Syura: 30).
Imam ibnu Katsir Rahimahullah berkata dalam tafsir ayat di atas: "yaitu
apa saja musibah-musibah yang menimpa kamu, Wahai manusia, maka itu
hanyalah dari keburukan-keburukan
yang telah kalian lakukan. Dan Allah memaafkan sebagian besar, yaitu
dari keburukan-keburukan, sehingga Dia tidak membalas kamu atas
kesalahan-kesalahan itu, bahkan Dia memaafkannya."
Na'udzu
billahi minal
fitan, Jika kita melihat keburukan-keburukan yang ada di kalangan umat
sekarang ini, alangkah banyaknya kesyirikan, perang saudara, penindasan
kaum lemah, perpecahan, kedzaliman, kemaksiatan, jauhnya tuntunan ajaran
al-Qur'an dan sunnah, banyaknya taklid buta,
fanatik golongan, mengikuti ajaran dan tradisi orang-orang kafir, dan
lain sebagainya.
Lalu bagaimanakah usaha kita menghadapi hal ini?
Tidak boleh tidak,
pasti jawabannya adalah kembali ke jalan yang benar yaitu kembali
kepada agama islam yang sempurna, dengan cara menjalankan
perintah-perintah Allah, menjauhi larangannya dan
mempelajari agama islam dan mengamalkannya sesuai petunjuk al-Qur'an
dan hadits Nabi yang shohih serta pemahaman para salafus sholih.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي
عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (41)
yang artinya:
"Telah
tampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (QS. Ar-Rum: 41)
Berikut ini adalah contoh bukti nyata, sekaligus sebagai pelajaran bagi kita semua:
PERTAMA:
Nabi Adam Alaihis Salam dan Hawa pernah melakukan kesalahan (yaitu memakan buah khuldi) sehingga di keluarkan dari surga dan di turunkan ke bumi. Allah Ta'ala berfirman:
وَعَصَى
آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى (121)
yang artinya:
"...dan durhakalah Adam kepada Tuhannya dan sesatlah ia". (QS. Thaaha: 121)
Di jelaskan di dalam tafsir ibnu jarir: makna Durhaka disini
adalah melanggar larangan Allah dengan memakan buah khuldi" Adapun makna sesat adalah: mengikuti apa yang di bisikkan oleh iblis.
KEDUA:
Iblis
melakukan telah kesalahan (yaitu tidak mau sujud kepada adam) sehingga
ia di usir dari kerajaan langit, dilaknat, dan di janjikan dengan
neraka. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34)
yang artinya:
"Dan
ingatlah
ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: 'Sujudlah kalian kepada
adam, Maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabbur dan ia
termasuk golongan orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)
KETIGA:
Kaumnya Nabi Nuh yang tidak mau menerima seruan nabi Nuh Alaihis Salam, sehingga mereka di tenggelamkan oleh banjir besar yang membentang
di seluruh penjuru bumi dan tidak ada yang selamat kecuali para penumpang kapal yang di pimpin oleh Nabi Nuh Alaihis Salam. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
وَقَوْمَ نُوحٍ
لَمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ أَغْرَقْنَاهُمْ وَجَعَلْنَاهُمْ لِلنَّاسِ آيَةً وَأَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ عَذَابًا أَلِيمًا (37)
yang artinya:
"Dan
(telah Kami binasakan kaum) Nuh,
tatkala mereka mendustakan rasul-rasul, Kami tenggelamkan mereka dan
Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah
menyediakan bagi orang-orang dzalim adzab yang pedih". (QS. AL-Furqan: 37)
KEEMPAT:
Kaum 'Aad yang tidak menerima ajakan Nabi Hud Alaihis Salam,
maka mereka di terjang oleh angin ribut yang sangat dahsyat, sangat
dingin
dan sangat lama hingga 7 malam 8 hari, sehingga mereka mati mengenaskan
seolah-olah seperti pohon-pohon kurma yang lapuk bertumbangan. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
وَأَمَّا
عَادٌ
فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ (6) سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ
سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا
صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ (7) فَهَلْ تَرَى لَهُمْ
مِنْ بَاقِيَةٍ (8)
yang artinya:
"Adapun kaum 'Aad, maka mereka telah dibinasakan
dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan
angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus
menerus. Maka, kamu lihat kaum Aad pada waktu
itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang
telah lapuk. Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara
mereka." (QS. Al-Haaqah: 6-8)
KELIMA:
Kaum tsamud yang menolak perintah Nabi Sholih Alaihis Salam,
maka mereka di timpa sambaran petir yang keras & mengguntur, sampai
memutus jantung didalam rongga dada mereka, sehingga mereka
mati brgelimpangan di rumah-rumah mereka.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي
دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (67) كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا أَلَا إِنَّ ثَمُودَ كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلَا بُعْدًا لِثَمُودَ (68)
yang artinya:
"Dan
satu suara keras yang mengguntur menimpa
orang-orang yang dzalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat
tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu.
Ingatlah, sesungguhnya Kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi kaum tsamud". (QS.
Huud: 67-68)
KEENAM:
Penduduk desa kaum Lut melakukan perbuatan Haram (yaitu homoseksual kepada
sesama jenis) dan mereka tidak mau menerima seruan Nabi Lut Alaihis Salam,
maka desa mereka di jungkir balikkan, yang di bawah dijadikan di atas,
lalu mereka di hujani bebatuan dari langit. Sehingga mati dalam keadaan
mengerikan.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
فَأَخَذَتْهُمُ
الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ (73) فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ (74)
Yang Artinya:
"Maka mereka di
binasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.
Maka kami jadikan bahagian atas kota mereka itu terbalik ke bawah dan
Kami hujani mereka dengan batu dari tanah
yang keras". (QS. Al-hijr: 73-74)
KETUJUH:
Begitu pula kaum Syu'aib yang menolak seruan Nabi Syu'aib Alaihis
Salam, mereka di ditimpa gempa bumi yang sangat dahsyat sehingga mereka menjadi mayat yang bergelimpangan. Allah Ta'ala berfirman:
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا
فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (37)
Yang artinya:
"Maka
mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka di timpa gempa yang dahsyat dan
jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat
tinggal mereka". (QS. Al-Ankabut: 37).
KEDELAPAN:
Banjir
besar melanda di negeri kaum saba' sehingga banjir
tersebut mampu merobohkan bendungan Ma'rib, pada akhirnya seluruh
tanaman mereka menjadi rusak karena terjangan banjir yang sangat dahsyat
itu. Hal itu di sebabkan karena mereka berpaling dari kebenaran dan
kufur terhadap nikmat yang Allah anugerahkan kepada
mereka.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
لَقَدْ
كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ
كُلُوا مِنْ
رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
(15) فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ
وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ
وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (16) ذَلِكَ قجَزَيْنَاهُمْ
بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ (17)
Artinya:
"Sesunguhnya
bagi kaum Saba' ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman
mereka, yaitu dua buah di sebelah kanan
dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan), "Makanlah olehmu dari
rizki yang (di anugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah
Tuhan yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan
kepada mereka banjir yang besar, dan Kami ganti kedua kebun mereka
dengan dua kebun yang di tumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon
Asl dan sedikit dari pohon Sidr.
Demikianlah kami memberi
balasan kepada mereka karena kekafiran mereka, Dan kami tidak
menjatuhkan Adzab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada
orang-orang yang sangat kafir. (QS. Saba' : 15-17)
------------------------------------
Maraji':
Al-Mawa'idzul imaniyyah minal ayatil Qur'aniyyah, Karya: Amir ibnu Muhammad al-Madari.
(Lilik Ibadurrohman)
sukron, Insyallah bermanfaat..amiin
BalasHapus