
Diantara penyakit hati adalah
Sombong, iri/dengki, Riya' (pamer), Ujub, Cinta harta yang berlebihan, Suka
Marah (emosi), dan lain-lain.
Salah satu
sifat yang paling dibenci oleh Allah Ta’ala adalah
sombong. Sombong adalah menganggap dirinya besar dan memandang orang lain
hina/rendah.
Allah Ta’ala melarang
kita untuk sombong seraya berfirman:
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ
تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا (37)
yang artinya : ”Dan janganlah kamu berjalan
di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak
dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”
(QS. Al - Israa’:37)
Allah Ta’ala juga
berfirman :
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي
الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (18) –سورة النساء:18
yang artinya :”Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.Luqman:18)
Rasulullah Shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
عن عبدالله بن مسعود عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: لا يدخل الجنة
من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر قال رجل إن الرجل يحب أن يكون ثوبه حسنا ونعله
حسنة قال إن الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس (اخرجه مسلم)
“Tidak akan
masuk surga orang yang ada dalam hatinya seberat biji dzarrah dari sifat
kesombongan”. Kemudian ada seorang yang bertanya: Wahai Rasullullah,
bukankah seseorang itu ingin agar baju yang dikenakan bagus, sandal yang
dipakainya juga bagus?. Beliau menjawab: sesungguhnya Allah itu maha
indah dan menyukai keindahan, hakikat sombong itu adalah menolak kebenaran dan
merendahkan orang lain.” (HR.Muslim)
Maka tidak ada
seorangpun yang berhak sombong. Kesombongan hanya milik Allah semata.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
الْعِزُّ إِزَارُهُ وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَاؤُهُ فَمَنْ يُنَازِعُنِي عَذَّبْتُهُ
“Allah Ta’ala berfirman; Kemuliaan adalah
pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan
keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya”. ((HR Muslim [2620]))
Dari pemaparan dalil- dalil di atas dapat dipahami bahwa sombong itu dapat merugikan diri sendiri. Karena sombong merupakan sikap yang buruk. Dan sifat sombong merupakan
penyakit hati yang sering menjangkiti umat islam. Oleh karena
itu, Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam sangat khawatir terhadap
prilaku semacam ini jika melanda umatnya. Sehingga menjadikan
amalnya tidak diterima oleh Allah Ta’ala dan akan menjauhkan dirinya dari surga.
Sombong, Sifat Penghuni Neraka
Allah Ta’ala berfirman:
قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
“Dikatakan (kepada mereka), “Masukilah pintu-pintu neraka
Jahannam itu, dalam keadaan kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah
seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS.
Az-Zumar: 72)
Haritsah bin Wahab radhiallahu anhu berkata: Saya pernah mendengar
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
“Maukah aku beritahukan kepada kalian siapa penghuni neraka?”
Mereka menjawab, “Mau.” Beliau bersabda, “Setiap orang yang kasar, congkak
dalam berjalan, dan sombong.” (HR. Al-Bukhari no. 9417 dan Muslim no.
2853)
Kisah orang - orang
sombong
Kisah-kisah
orang yang menyombongkan dirinya yang diabadikan oleh Allah Ta’ala dalam
Alqur’an. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
1. Kisah iblis
Sebelum menjadi makhluk yang paling celaka, Iblis adalah hamba
Allah yang mulia di sisi-Nya. Termasuk hamba yang paling taat kepada Allah swt.
Apa gerangan yang menggelincirkannya? Tak lain adalah sifat kesombongan yang
bercokol di dalam hatinya.
Kesalehan Iblis hancur karena kesombongannya: “Engkau menciptakanku
dari api sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah” Kesombongan hatinya tatkala
merasa lebih baik dari Adam mengancurkan ketaatannya.
Iblis lalai dari jati dirinya sebagai makhluk, sebagai sesuatu yang
diciptakan….. dia lupa bahwa Allah menciptakan hamba-hamba-Nya dari apa saja
dan dalam bentuk apa saja sesuai kehendak-Nya. Dari apapun kita…..sebagai
makhluk kita semua sama…. Allah-lah yang menciptakan kita sesuai kehendak-Nya.
Allah Ta'ala berfirman:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (12)
قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ
إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ (13) –سورة الأعراف: 12-13
Artinya:
"Allah berkata kepada iblis: "Apa yang
menghalangimu sehingga kamu tidak bersujud kepada Adam ketika Aku enyuruhmu..??
Iblis menjawab: Aku lebih baik daripada dia, Engkau ciptakan aku dari Api,
sedangkan dia Engkau ciptakan dia dari tanah. "Lalu
Allah berkata: Maka turunlah kamu dari surga, karena kamu tidak sepatutnya
menyombongkan diri di dalamnya, Keluarlah !! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk
yang hina." (QS. Al-A'rof: 12-13)
2. Kisah Fir'aun
Allah Ta'ala
berfirman:
“Sudahkah
sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah musa. Tatkala tuhannya memanggilnya di
lembah suci ialah Lembah Thua. Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia
telah melampaui batas. Dan
katakanlah (kepada Fir’aun) adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri
(dari kesetanan).
Dan kamu akan ku pimpin kejalan
tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?. Lalu musa memperlihatkan kepadanya
mu’jizat yang besar. Tetapi fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia
berpaling seraya berusaha menentang (musa).
Maka dia mengumpulkan
(pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata:”
Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. Maka Allah mengazabnya dengan azab di
akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang takut (kepada Tuhannya). (QS. An-Nazi’at
:15-26)
3. Kisah Qorun
Firman-Nya
yang lain juga mengisahkan tentang Qarun yang artinya: “Sesungguhnya
Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan
Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat.
(Ingatlah)
ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga;
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".” (QS.
Al- Qashash: 76).
Dalam ayat di
atas Allah Ta’ala menjelaskan sikap Qarun yang sombong
ketika keluar dari gudang hartanya dengan para pengawalnya untuk memperlihatkan
kemegahan yang ia miliki kepada kaumnya.
Qarun merupakan
salah seorang dari kaum nabi Musa Alaihis salam yang diberi
karunia rizki yang banyak oleh Allah Ta’ala namun karena
keingkarannya, ia beserta harta bendanya di binasakan oleh Allah Ta’ala.
Kebalikan sifat sombong adalah sifat
Tawadhu' (rendah hati):
Dari uraian di atas dianjurkan
bersikap tawadhu’(bersikap rendah hati) dan tidak membanggakan diri atas orang lain.
Allah Ta’ala berfirman :
وَاخْفِضْ
جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (215)
yang artinya: “ Dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.”
(QS. As-syu’ara: 215)
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ ».
Rasulullah Shallalahu alaihi
wasallam juga bersabda: “Dan tidaklah
seseorang bertawadhu’(bersikap rendah hati) karena
Allah, maka Allah akan mengangkat (derajat) nya.” (HR. Muslim)
Dalam hadits ini pula terdapat
peringatan dari sifat sombong, membanggakan diri, dan
melakukan kedzaliman terhadap orang lain.
Dan Allah Ta’ala akan
membalas orang-orang yang tawadhu’ dan tidak bersikap sombong dengan kesudahan
yang baik dan pahala yang agung. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ(83
yang artinya :
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang
baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al- Qashash: 83)
Semoga Allah Ta’ala membimbing
kita semua agar senantiasa selalu ta'at di jalan-Nya yang lurus yang sesuai
Al-Qur'an dan As-Sunnah dan Manhaj Salafus Sholih, dan juga di jauhkan dari
sifat sombong.
(Lilik Ibadurrohman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar